Wednesday, April 1, 2020

Keajaiban rasa syukur...

Keajaiban rasa syukur...

Sejarahwan berpengaruh zaman ini Prof. Harari berkali-kali menulis dan mengemukakan: "Manusia telah menjadi Tuhan di muka bumi. Jika semua ciptaan lain seperti binatang dan tetumbuhan jumlahnya menurun karena ulah manusia, jumlah manusia malah mengalami ledakan serta terus menaik". Boleh setuju boleh tidak, yang jelas manusia memiliki kekuatan untuk ikut memperindah alam sekitar.

Agar para sahabat dekat ikut mencipta wajah alam sekitar agar semakin indah, sebaiknya merenungkan rangkaian pikiran sederhana ini. Ketika manusia mengeluh, tanpa disadari ia sedang bercerita pada otaknya di dalam: "Hidup ini penuh masalah dan tidak memuaskan". Otak kemudian memproduksi hormon stres seperti cortisol yang membuat sistim kekebalan tubuh melemah, sistim pencernaan terganggu. Ujungnya bisa jatuh sakit. Lebih dari itu, manusia jenis ini bervibrasi di tingkat energi yang sangat bawah. Sama dengan vibrasi virus corona dan penyakit lainnya. Ringkasnya, manusia jenis ini mengundang datangnya penyakit untuk dirinya sendiri.

Sebaliknya, ketika para sahabat dekat tekun dan tulus bersyukur, Anda sedang bercerita ke otak di dalam: "Saya sedang menerima banyak hal dari Tuhan dan kehidupan. Betapa indahnya hidup ini". Otak kemudian memproduksi hormon-hormon bersahabat dengan kesembuhan dan kebahagiaan seperti dophamin dan serotonim. Akibatnya, tubuh tidak saja sehat, perjalanan jiwa juga selamat. Di jalan ini, para sahabat bervibrasi di tingkat energi yang lebih tinggi. Jauh lebih tinggi dari vibrasi penyakit mana pun. Pada saat yang sama, tubuh Anda mirip taman bunga indah yang mengundang datangnya kupu-kupu indah.

Tubuh manusia yang bervibrasi di tingkat inilah yang mudah mengundang datang keberlimpahan, energi berkarya yang tidak pernah habis, serta tidak terhitung keajaiban lainnya. Dan ini dibenarkan oleh disiplin ilmu epigenetics. Di mana gaya hidup manusia (llife style) berperan besar dalam mengubah tubuh dan kehidupan. Termasuk bisa mengubah gen yang bersangkutan. Itu juga sebabnya, kenapa setiap kali keluarga Compassion berbagi Cahaya, ribuan sahabat diajak bernyanyi, tepuk tangan, tertawa, sesungguhnya para sahabat sedang diangkat vibrasi energinya. Sehingga bervibrasi di tingkat yang jauh lebih tinggi dari penyakit mana pun.

Tidak semua orang bisa kami sembuhkan dan selamatkan. Yang layak disyukuri, pak Wayan Terima dari Bangli Bali datang ke kelas meditasi ditemani kursi roda. Di hari ke sekian, beliau bisa jalan kaki sampai sekarang. Pria yang berumur di atas 80 tahun ini sekarang ceria sekali. Jika ketemu sering bercanda seperti ini: "Guruji, boleh tidak menikah lagi?". Mbok Wayan Weti dari Denpasar Bali pernah terkena kanker paru-paru stadium 4. Sampai sekarang masih suka bernyanyi. Sahabat sangat dekat di keluarga Compassion Wayan Nuraga, yang sering disebut biangnya tawa dan canda, tidak percaya dengan hasil lab di kota Denpasar. Dia kirim sampel darahnya ke Lab di Jakarta, kesimpulannya sama: "Sel-sel kanker nol". Seorang wanita Jakarta yang telah lama pamitan mau mati karena positif hiv/aids, sampai hari ini tidak saja masih hidup tapi kesehariannya sangat ceria. Kesimpulannya: "bersyukur, bersyukur, bersyukur"

Penulis: Guruji Gede Prama

Apakah Tuhan itu ada...


Menyusul dihabisinya nyawa sejumlah orang Yahudi oleh kelompok Nazi beberapa puluh tahun lalu, kemudian muncul kelompok ateis dalam jumlah yang terus menaik. Beberapa tahun lalu buku ateis berjudul God's Delusion bahkan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia. Sebuah bukti bahwa jumlah manusia yang tidak percaya Tuhan tidak sedikit.

Sebagai seseorang yang tidak lagi muda, serta diberkahi bisa melihat sejumlah hal yang tidak bisa dilihat oleh mata orang biasa, rasanya tidak tega melihat opini publik diombang-ambingkan ke sana ke mari. Sejujurnya, Tuhan muncul dengan wajah berbeda ke orang yang berbeda. Penjelasan terbaik tentang Tuhan adalah melampaui semua wajah.

Namun, jika disampaikan dengan bahasa "tingkat tinggi" seperti ini, banyak orang tidak mengerti. Salah-salah ikut menjadi penganut ateis. Dengan meminta maaf secara sangat mendalam pada Guru rahasia, serta dibekali compassion (belas kasih) untuk menyelamatkan banyak mahluk di alam ini, secara jujur harus diceritakan Tuhan itu ada.

Dan karena Guruji sejak kecil diberkahi tubuh yang secara fisik tidak kekar, tidak berani berkelahi, maka alam Cahaya beberapa kali memperlihatkan dirinya dalam bentuk kekuatan penjaga. Ketika nyawa betul-betul dalam bahaya, karena sedang membangun tempat suci di Bali Utara, di arah kiri Guruji muncul Cahaya berbentuk Naga berwarna kuning keemasan.

Sedikit di sebelah kanan Guruji, muncul Cahaya dalam bentuk Naga berwarna putih. Begitu keduanya berlalu, baru muncul Cahaya putih persis di atas kepala dalam bentuk Tirtha (air suci) yang memercik. Simbol yang paling disucikan di Bali. Dengan berkali-kali minta maaf, minta maaf, minta maaf, cerita ini dibuka karena didorong oleh belas kasih (compassion) agar banyak mahluk selamat di alam ini. Serta agar generasi berikutnya tidak hanyut dalam gelombang ateis yang berbahaya.

Penulis: Guruji Gede Prama

Wednesday, March 11, 2020

Setiap pemahaman akan tuhan sebaiknya membuat seseorang jadi penuh kelembutan




Penulis : YM GURUJI GEDE PRAMA